DIFERENSIASI SOSIAL MASYARAKAT
A.
Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi
sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan ciri-ciri
tertentu[1]. Perbedaan itu tidak dapat di klasifikasikan secara bertingkat
seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi yaitu lapisan
tinggi.lapisan menengah dan lapisan rendah. Pengelompokan horizontal yang
didasarkan pada ras,etnis,dan agama disebut kemajemukan sosial sedangkan
perbedaan yang didasarkan pada profesi dan jenis klamin di sebut heterogenitas
sosial[2]. Ternyata setelah saya amati dengan baik ternyata ada banyak sekali
perbedaan yang dapat kita jumpai seperti perbedaan ras,agama,suku bangsa dan
budaya.
B.
Wujud Diferensiasi Sosial
Hal yang
membedakan antar kelompok manusia sangat beragam bentuknya dan terus berkembang
dari masa-kemasa. Secara sistematis perbedaan sosial berdasarkan sumbernya
dapat dipilah sebagai berikut : alamiah seperti halnya perbedaan ras,jenis
kelamin,usia dan intelegens sosial ( dipengaruhi oleh konstruksi sosial atau
budaya ) seperti halnya : etnis,gender,agama dan kebudayaan[3].
tentu saja
perbedaan-perbedaan tersebut sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita
baik kita sadari ataupun tidak kita sadari.
C.
Konsekuensi Diferensiasi Sosial
Sepanjang
perkembangan diferensiasi sosial tetap funsional dan saling mengisi
ketidakpuasan dan perselisihan dimasyarakat kecil akan mudah untuk terjadi[4].
Tetapi ketika perbedaan dan perbenturan kepentingan mulai muncul serta ditambah
lagi dngan semakin menguatnya ikatan-ikatan primordial dalam suatu masyarakat
maka hal tersebut akan memicu terjadinya konflik dalam masyarakat. Bahkan
konflik ini dapat menyebabkan konflik terbuka seperti halnya yang terjadi di
Ambon,Poso dan lain sebgainya.
D.
Pengertian dan Penyebab Disorganisasi SOSIAL
Disorganisasi Sosial merupakan kebalikan dari Organisasi Sosial bahkan
tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa untuk memahami konsep disorganisasi
sosial perlu pula memahami konsep Organisasi Sosial. Organisasi Sosial ditandai
oleh adanya hubungan yang harmonis antara elemen yang berbeda dalam suatu
sistem sosial[5]. Hal yang sebaliknya dapat digunakan untuk mendefiniskan
Disorganisasi Sosial yaitu apabila proses interaksi sosial dan fungsi yang
efektif dari kelompok terpecah atau dapat juga dikatakan proses terpecahnya
hubungan antar kelompok dalam suatu masyarakat[6].
- Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial
Dalam suatu
masyarakat, sering kali terjadi proses disorganisasi sosial, terjadinya
disorganisasi sosial sekurang-kurangnya disebabkan oleh 3 faktor :
a.
Faktor Politik
Hubungan
antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh
konflikketika di dalamnya di beri muatan politik.
b. Faktor
Ekonomi
Perbedaan
antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika
perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan
kelas ekonomi.
c.
Faktor Sosial Budaya
Yang
dimaksud faktor sosial budaya di sini terutama adanya ikatan primordialisme
antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis,
ras, kelas, perbedaan budaya.
E.
Timbulnya Konflik
Konflik
adalah keadaan dimana interaksi tidak berlangsung menurut nilai dan norma
sehingga terjdi pertentangan atu pertikaian atas dasar berbagai kepentingan
yang berbeda[7]. Konflik merupakan proses atau keadaan dimana dua pihak atau
lebih berusaha menggagalkan tujuan pihak lain kerena ada perbedaan pendapat,
atau tuntutan-tuntutan masing-masing pihak.
Dalam hal
ini diferensiasi sosial bisa juga menimbulkan suatu konflik seperti contoh di
poso yaitu konflik antar agama. Konflik semacam ini bisa terjadi karena tidak
adanya perasaan paling benar mengenai agama yang dianut oleh masing-masing
pihak. Mereka berusaha menggagalkan tujuan/usaha dari etnik lain yang mempunyai
kebudayaan berbeda.
F.
Upaya Mengurangi Konflik
Konflik
dapat dikatakan merupakan suatu yang sementara sifatnya. Jika suatu konflik
dapat diatasi, maka masyarakat dapat kembali kearah integrasi dan keteraturan.
Konflik pada
dasarnya bukan suatu hal yang diinginkan. Oleh karena itu, jika terjadi konflik
dalam suatu kelompok atau masyarakat, mereka harus segera diatasi. Cara-cara
untuk mengatasi konflik:
a.
Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk segera mengakhiri konflik
b. Memaksa
pihak-pihak yang bertikai untuk berunding
c.
Menggunakan jasa mediator (penengah)
d.
Meminta bantuan pihak ketiga
e.
Mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai demi tercepainya tujuan
bersama yang diprakarsai penitia tetap
f. Menganjurkan
bertoleransi kepada kelompok-kelompok sosial yang berbeda
g.
Mengadakan gencatan senjata
h.
Membawa kasus ke pengadilan
i. Penyesuaian
kembali[8]
G. Contoh
Diferensiasi Sosial Dalam Masyarakat
Contoh diferensiasi sosial yaitu diferensiasi yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat. Kota adalah contoh wilayah yang memiliki keragaman diferensiasi
dalam berbagai hal seperti agama, aliran agama, pekerjaan, jenis kelamin, usia,
etnik, kebudayaan, dan lain sebagainya.Wujud diferensiasi sosial yang terjadi
di desa Ringianyar yaitu:
a. Agama:
Islam & Kristen
b.
Aliran agama: Nahdlatul Ulama’& Muhammadiyah
c. Jenis
kelamin: Laki-laki & Perempuan
d. Pekerjaan:
pertani padi, petani lombok, petani jagung, petani tomat, petani tebu dan lain
sebagainya
e.
Usia: Balita, Anak-anak, Remaja, Dewasa, Tua
f.
Etnik: Jawa, Cina, & Thailand
g. Kebudayaan:
Jawa, Islam Jawa (dianut masyarakat NU), Islam Arab (dianut masyarakat
Muhammadiyah), Konghuchu (dianut masyarakat Cina), Kristen (dianut masyarakat
kristen).
Dalam
diferensiasi sosial tidak jarang menimbulkan suatu dampak negatif seperti
konflik sosial dan perpecahan[9]. Pada masyarakat, untuk mengurangi dampak
tersebut ditumbuhkan rasa toleransi yang tinggi pada masyarakat dengan cara
saling menghormati dan tidak mengganggu jalannya masing-masing perbedaan selama
tidak bertentangan keras/merugikan masyarakat secara umum. Dalam masyarakat
yang heterogen seperti ini tidak jarang menimbulkan suatu konflik sosial.
Contoh konflik sosial yang kami anngkat dalam kasus ini yaitu konflik yang
terjadi antara aliran agama Islam Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah.
Konflik
soaial ini dapat terjadi karena perbedaan kebudayaan/pandangan yang mereka
anut.
Dalam
Nahdlatul Ulama’ mempunyai kebudayaan mendo’akan orang yang sudah meninggal
seperi tujuh harian, empat puluh harian, seribu harian, dan haul. Namun dalam
Muhammadiyah tidak terdapat acara semacam ini. Dari perbedaan inilah timbul
suatu konflik karena antar pengikut aliran saling mengejek/menghina satu sama
lain. Pengikut Nahdlatul Ulama’ menghina pengikut muhammadiyah karena
membiarkan keluarganya yang telah meninggal tanpa diadakan selamatan (tahlilan)
seperti hewan yang dibiarkan saja meninggal. Dan sebaliknya pengikut
Muhammadiyah juga mengejek/menghina pengikut Nahdlatul Ulama’ acara
tahlilan/do’a kepada orang yang telah meninggal itu merupakan suatu yang Bid’ah
dan haram hukumnya. Karena saling menghina satu sama lain akhirnya timbullah
konflik diantara ke-2 aliran agama Islam ini.
Upaya yang
dilakukan untuk mengurangi konflik dalam kasus ini yaitu harus adanya toleransi
yang tinggi diantara kedua belah pihak. Tidak boleh ada perasan paling benar
diantara kedua belah bihak, kerena suatu keyakinan merupakan suatu yang paling
benar menurut penganut keyakinan itu sendiri. Dan itu tidak dapat dipaksakan
satu sama lain. Sehingga upaya untuk mengurangi konflik agar konflik tidak
semkin meluas diantara kedua belah pihak yaitu dengan mengedepankan perasaan
saudara (integrasi) sebagai sesama penganut agama Islam.
KESIMPULAN
Diferensiasi
Sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan ciri-ciri
tertentu,sehingga diantara perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam diferensisasi
sosial ini mempunyai tingkat derajad yang sama dianatara berbagai macam
perbedaan tersebut. Contoh dari diferensiasi sosial yaitu ras,etnis,agama
profesi dan lain sebagainya. Dalam diferensiasi sosial yang ada tak jarang
menimbulkan konflik yang ada dalam masyarakat karena adanya perbedaan
kepentingan antar golongan kelompok masyarakat sehingga untuk menekan konflik
tersebut di butuhkan adanya rasa toleransi yang tinggi dalam masyarakat.
Kemajemukan masyarakat ini seharusnya dapat memberikan efek yang positif andai
saja para pemimpin negeri ini dapat memanag berbagai macam tersebut untuk
mencapai integrasi nasional bangsa demi melaksanakan tujuan nasional Indonesia.
Daftar
pustaka
Subakti, A.
Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Saptono,
Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta
Sutomo dkk.
2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar