MAKALAH
PSIKOLOGI
(Kepribadian)
DISUSUN
OLEH:
Sonia Swastika (153133039)
JURUSAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (PMI)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI (FDK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
MATARAM
T.A
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………...………………………………………...
A.
Latar
belakang…………………………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………...
KEPRIBADIAN………………………………………………………………………………...
A.
Pengertian Kepribadian…………………………………………………………………
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian……………………………………...
D.
Hubungan Kepribadian Dengan
Keragaman Individu. ………………………………...
E. Materi Dari Unsur-Unsur Kepribadian…………………………………………………
F.
Aneka Warna
Kepribadian……………………………………………………………...
G. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian ……………………………………………..
H.
Kepribadian Umum……………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………….......
A.
KESIMPULAN…………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi
kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian
merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi.
Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki
kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan
untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
secara
sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan
sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola
- pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan
dengan kebiasaan umum. Dari situ lah timbul yang namanya
pengetahuan, Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis
dengan memperhitungkan sebab –akibat dan dapat untuk menerangkan gejala –
gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar,
secara nyata terkandung dalam otaknya.
Seiring
dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam memahami
manusia. Salah satu teori yang dijadikan pembelajaran dalam memahami
kepribadian dan watak manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
KEPRIBADIAN
A. Pengertian
Kepribadian
Pengertian
kepribadian adalah ciri – ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan
kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, yang dimaksudkan adalah
bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara
lahir, konsisten dan konskuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa
individu tersebut memiliki identitas khusus yang berada dari individu –
individu. ( Koetjaraningrat, 1985:102).
Pengertian kepribadian menurut para
ahli sebagai berikut :
1. Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
2. Menurut M.A.W Bouwer kepribadian adalah corak tingkah laku social yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
3. Menurut Cuber kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan
dapat dilihat oleh seseorang.
4. Menurut Theodore R. Newcombe kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
5. Menurut
Horton Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
6. Menurut
Schever Dan Lamm mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri
kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu
baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku
terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
7. Menurut Roucek dan WarrenKepribadian
adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari perilaku seseorang.
Dari
pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara
sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan
sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola
- pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan
dengan kebiasaan umum.
B. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian antara lain:
1.
Faktor Biologis
Faktor
biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau
seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat
badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak
dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat
kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat
jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada
pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik
tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
2.
Faktor Sosial
Faktor
sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia lain
disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial
adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan
sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak
dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan
lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan
keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian
selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh
yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat
mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini
disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang
diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat
tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima
dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka
pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat
diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan
pembentukan kepribadian.
3.
Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak
dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
a. Nilai-nilai (Values)
Di dalam
setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh
manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai
anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan
kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
b. Adat dan Tradisi.
Adat dan
tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang
harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak
dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
c. Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi
rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat
mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi
kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara
kehidupannya.
d. Bahasa
Di samping
faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah
satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa
erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu.
Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan
bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan
orang lain.
e. Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju
kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang
dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi
kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor
biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor
biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis
lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan
belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir,
adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap
dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang
tadi berhubungan dengan orang lain
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar dari
orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran
tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi
sifat yang nantinya menghasilkan suatu kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi
bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau
biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang
melamar.
2. Cara hidup
di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life ).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang
dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk
menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan
sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket,
pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing
kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang
tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka
bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat
hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat
tinggal.
D. Hubungan
Kepribadian Dengan Keragaman Individu.
Keesing
(1989, 1 : 95 ) menyatakan Asumsi – asumsi dasar tersebut di atas ( hubungan
kepribadian dengan budaya ) menunjukkan bahwa adanya pengaruh biologis terhadap
pembentukan tingkah laku manusia. Selain unsur biologis, ternyata juga
dipengaruhi oleh faktor yang berbeda antara satu dengan lain. Pengakuan
pentingnya faktor – faktor biologis tersebut menghilangkan dasar – dasar
budaya. Sementara pendapat suatu karakteristik dapat mendasari dan
membatasi keragaman budaya, sedangkan pihak lain menjelaskan bahwa berbagai
perbedaan bawaan dan keragaman pengalaman individu menyulitkan pembakuan
seseorang yang diasumsikan.
Hal ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang kemungkinan adanya
pola – pola universal yang disalurkan,diutarakan dan dinilai berdasarkan
tradisi budaya yang berbeda. Tradisi budaya dapat memaksakan pencapaian
berbagai sasaran yang berlainan , pelampiasan. Tetapi di bawah sandi harapan
budaya ini.
E. Unsur-Unsur Kepribadian
Koentjaraningrat (1985:103-110) menjelaskan ada beberapa unsur yang
mempengaruhi terbentuknya kepribadian sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang
tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab –akibat dan
dapat untuk menerangkan gejala – gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal
dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam
otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal yang dialaminya
melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau reseptor
organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik
(suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan
termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di
bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi,
dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi,
kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh
individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh
proses akal yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut
“persepsi”.
2.
Perasaan
Perasaan adalah rasa, kesadaran
batin sewaktu menghadapi mempertimbangkan tentang sesuatu hal/pendapat. Selain pengetahuan, alam
kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau orang pada
suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar reklame minuman Green tea berwarna yang tampak segar dan nikmat, maka
persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran
segelas Green tea yang dingin dan penggambaran
itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain yang timbul kembali
sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu apersepsi tentang dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas
Green tea dingin, manis, dan
menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya yang seakan-akan demikian
realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu yang
menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas Green tea dingin tadi menimbulkan dalam kesadarannya suatu perasaan yang positif,
yaitu perasaan nikmat dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air
liur.
Sebaliknya,
kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal
yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan
sebagainya.Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran
perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana
kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa
lampau.Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar
merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk.
3.
Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah dorongan hati
yang dibawa sejak lahir, yang tanpa disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. Kesadaran
manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah
terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan
naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut
“dorongan” (drive).
Ada tujuh
macam dorongan naluri, yaitu :
a.
Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini
memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga pada semua makhluk di dunia ini
dan yang menyebabkan semua jenis mampu mempertahankan hidupnya di dunia ini.
b.
Dorongan seks.
Dorongan ini
timbul pada setiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan, dan
memang mendorong landasan biologi yang mendorong makhluk manusia untuk
membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya. Selain untuk mendapatkan
keturunan, juga untuk mendapatkan status sosial.
c.
Dorongan untuk usaha mencari makan/pekerjaan.
Dorongan ini
tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun manusia sudah menunjukkan dorongan untuk
mencari makanan , yaitu dengan mencari susu ibunya tanpa dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang adanya hal- hal tersebut, dan ini berkembang (mencari
kerja) berdasarkan pengalaman dan pengetahuan serta faktor lingkungan di
sekitar.
d.
Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan
sesama manusia.
Dorongan ini
memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai
makhluk sosial.
e.
Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Hal ini
merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan diantaranya di antara
makhluk manusia, sebab adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang
memaksakan berbuat konform dengan manusia sekitarnya.
f.
Dorongan untuk berbakti.
Hal ini ada
karena manusia sebagai makhluk secara kolektif, sehingga ia dapat hidup bersama
dengan manusia lain secara serasi. Dalam berbagai hal dorongan ini sering
dieksetensikan dari sesama manusia kepada kekuatan yang diangapannya berada di
luar akalnya, maka timbul religi.
g.
Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan
bentuk, warna, suara, atau gerak.
Dorongan
dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan gerak, pada seorang bayi dorongan
itu sering tampak pada gejala tertariknya kepada bentuk – bentuk tertentu dari
benda- benda di sekitarnya, warna –warna cerah, suara yang nyaring, dan
berirama dan kepada gerak-gerak yang selaras. Sehingga dorongan naluri ini
merupakan landasan dari suatu unsur terpenting dalam kebudayaan manuai yaitu
kesenian.
E. Materi Dari Unsur-Unsur
Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya
konsep basic personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu
semua semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu
masyarakat.
Kepribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami
pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka. Metodologi
untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan dengan
mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian, yang
kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya
sendiri, sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki
unsur-unsur kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu
kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri
dan unsur watak seorang individu dewasa.
Pembentukan
watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya di masa
kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.Berdasarkan konsepsi Psikologi
tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari
adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui adanya berbagai
unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan akibat dari
pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang
pertama-tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M.
Mead.Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality
and culture.
Seorang ahli etnopsikologi,
A.F.C. Wallace, pernah membuat suatu kerangka dimana terdaftar secara
sistematikal seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur-unsur
kepribadian manusia. Kerangka itu menyebut tiga hal yang pada tahap pertama
merupakan isi kepribadian pokok, yaitu :
1.
Aneka warna kebutuhan organik diri sendiri,
aneka warna kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia
yang lain daripada diri sendiri. Sedangkan kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau
tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai
positif baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
2.
Aneka warna hal yang bersangkutan dengan kesadaran
individu akan identitas diri sendiri atau identitas aku, baik aspek fisik
maupun psikologinya, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu
mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda,
zat, kekuatan, dan gejala alam, baik yang nyata maupun yang gaib dalam
lingkungan sekelilingnya.
3.
Berbagai macam cara untuk memenuhi. Memperkuat,
berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan aneka warna kebutuhan dari hal
tersebut di atas, sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu
bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan itu terwujud dalam
aktivitas dari seorang individu.
F. Aneka Warna Kepribadian
Koentjraningrat
(1985:115) menjelaskan bahwa Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran
dari pengetahuan, perasaan, kehendak, serta keinginan kepribadian serta
perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran
individu, menyebabkan adanya beraneka macam struktur kepribadian pada setiap
manusia yang hidup dimuka bumi, dan menyebabkan bahwa peribadian tiap individu
itu unik berbeda dengan kepribadian individu yang lain. Hal ini menyebabkan
suatu tingkah laku yang berpola yaitu kebiasaan maupun berbagai macam materi
yang menyebabkan timbulnya kepribadian , dan berbagai tingkah laku berpola dari
individu – individu tersebut.
G. Tahap-Tahap Perkembangan
Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau berlangsung dalam
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap
perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan.Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri
melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap
stimulus lingkungan.
2. Tahap
perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin berkembangnya
fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap
perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat
dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga mulai
belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat membahagiakannya.
4. Tahap
perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas
yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan
hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
5. Tahap
pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat
membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan
keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.Pada masa ini terjadi
pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis,
pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Realisasi setiap keinginan
H. Kepribadian Umum
Koentjaraningrat
(1985:117) mengutip pendapat Ralp Linton menyatakan bahwa yang mengembangkan
suatu penelitian tentang kepribadian umum. Ia mencari hubungan dengan para ahli
psikologi untuk mempertajam pengertian tentang konsep – konsep psikologi yang
menyangkut kepribadian umum tersebut. Kepribadian dasar itu ada karena semua
individu dari warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang
sama selama masa tumbuhnya.
Pembentukan
watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalaman ketika ia sebagai
anak – anak yang diasuh orang – orang dalam lingkungan nya seperti : bapak
–ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang yang ada dalam sekitarnya. Watak
juga ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu masih kecil: diajari
makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak – anak lainnya. Oleh
sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat mempunyai cara pengasuhan anak
menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –norma tertentu.
Penelitian
pertama mengenal etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang dimulai oleh
antropolog: R. Benedit, Ralph Linton dan Margaret Mead yang dikembangkan dalam
penelitian kepribadian dan kebudayaan.
Koertjaraningrat (1985;111-130)
membedakan antara kepribadian barat dan kepribadian timur, yaitu :
1. Kepribadian
barat yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan
material,pikiran logis/rasional, hubungan sosial berorientasi pada azas
menguntungkan dan bersifat individual.
2. Kepribadian
timur yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan kerohanian,
keramahan, solidaritas sosial, kerukunan hidup bersama, spritual dan berpikir
logis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi kepribadian merupakan
salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia
sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki
kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan
untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
Pembentukan
watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalaman ketika ia sebagai
anak – anak yang diasuh orang – orang dalam lingkungan nya seperti : bapak
–ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang yang ada dalam sekitarnya. Watak
juga ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu masih kecil: diajari
makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak – anak lainnya. Oleh
sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat mempunyai cara pengasuhan anak
menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –norma tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djali, Prof.
Dr. H. psikologi pendidikan. Jakarta;
PT. Bumi Aksara, 2007
2. Morgan,
Clifford T. psikologi sebuah pengantar.
Jakarta; PT. Pradnya Paramita, 1986
3. Soemanto,
Drs. Wasty. Psikologi pendidikan;
Landasan kerja pemimpin pendidikan. Jakarta; PT. Renika Cipta. 1990
4.
Santrock, Jhon W. psikologi pendidikan. Jakarta; Kencana Media Group. 2010.
Artikel yang bagus
BalasHapusmakasih :)
BalasHapusgood good
BalasHapusmantap sekali berguna banget;)
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fbabeyudi.wordpress.co
Terima kasih
BalasHapusKonten yang bagus dan menarik.
BalasHapusSaya minta izin untuk copy kontennya
Terimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus- Tips Pria
BalasHapus