Rabu, 25 Juni 2014

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN

MAKALAH
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN





Oleh :
SONIA SWASTIKA (153133039)


PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM
2012/2013






KATA PENGANTAR

 Assalamualaikum War. Wab.
Bismillahir rohmaanir aohiim.
Setelah terselesainya kami menyusun makalah kami yang berjudul hubungan manusia dengan kebudayaan, maka tiada ucapan yang pantas untuk kami lapaskan kecuali ucapan tahmid dan tasyakur kehadirat allah SWT, sang pencipta dan pengatur tunggal alam semesta, dan kepaadanyalah kami meminta pertolongan atas suksesnya segala urusan, baik yang menyangkut urusan dunia maupun akhirat
Shalawat  dan  salam  semoga  selalu  terlantunkan  kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah gigihnya memperjuangkan kita ummatnya, sampai akhirnya kita bisa mengecam kenikmatan berAgama islam seperti pada saat sekarang ini.
Kami juga sadar bahwa makalah yang kami buat  masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara (pembaca), untuk kesempurnaan makalah kami untuk selanjutnya, dan akhirnya  semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. Amien..



                                                                                              Mataram, 09 Mei, 2013
                                                               
                                                                                                                 Penyusun







DAFTAR ISI
Halaman judul .......................................................................................
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................
BAB I
PENDAHHULUAN .............................................................................
A.                 Latar belakang ................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................
Pengertian Dan Hakikat Manusia ...................................................
A.       Pengertian budaya ...........................................................................
B.        Unsur-unsur budaya ........................................................................
C.        Macam-macam sifat budaya ...........................................................
D.       Manusia sebagai mahluk budaya ....................................................
E.        Hubungan Manusia dan Budaya…………………………………..
F.         Contoh hubungan manusia dan kebudayaan……………................
BAB III
Kesimpulan .............................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................











BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena memiliki akal dan budi. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan saling bergantung satu sama lain. Manusia dan kebudayaan memiliki ikatan yang tidak dapat di pisahkan di dalam kehidupan. Manusia menciptakan kebudayaannya sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Kebudayaan tercipta berdasarkan kejadian dan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya yang di alami.
Gagasan atau pikiran manusia merupakan wujud kebudayaan yang bersifat abstrak dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Bila warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka kebudayaan tersebut berupa karangan dan buku-buku karya warga masyarakat yang menulisnya. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan akan mengatur hidup manusia. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat membedakan mana yang terlebih dulu muncul antara manusia dan kebudayaan.
















BAB II

PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN DAN HAKEKAT  MANUSIA

      Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi  atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
      Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan            Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:

1.  Perasaan intelektual,

2.  Perasaan estetis,

3.  Perasaan etis,

4. Perasaan diri,

5. Perasaan sosial,

6. Perasaan religius.

> Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
> Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.

Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi :
a.
Menurut Aristoteles

1).
0,0-7,0 : masa anak kecil

2).
7,0-14,0 : masa anak

3).
14,0-21,0 : masa remaja


b.
Menurut Mantessori

1).
0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar.

2).
7,0-12,0 : periode rencana abstrak

3).
12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan sosial

4).
18,0- : periode pendidikan tinggi


c.
Menurut Comenius

1).
0,0-6,0 : scola matema

2).
6,0-12,0 : scolavernatulata

3).
12,0-18,0 : scola latina

4).
18,0-24,0 : acodemia


d.
Menurut J.J Rousseau

1)
0,0-2,0 : masa asuhan

2).
2,0-12,0 : masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera

3).
12,0-15,0 : masa pendidikan akal.

4).
15,0-20,0 : masa pembentukan watak dan pendidikan agama


e.
Menurut Oswald Kroch

1).
masa anak-anak

2).
masa bersekolah

3).
masa kematanga.


f.
Menurut Elizabeth B. Hurlock

1).
periode pre natal

2).
masa oral

3).
masa bayi

4).
masa anak-anak
    5).  masa pubertas
B.Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
       Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
      Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislow Malinowski berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C. Unsur-unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
1.      Bahasa
2.      Sistem Pengetahuan
3.      Organisasi Sosial
4.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5.      Sistem Mata Pencaharian  6.Religi dan kesenian





D.MACAM-MACAM SIFAT  BUDAYA
Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
E. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
           Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. . Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi, sebagaimana dilukiskan dalam bagan berikut:
          Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang membentuk informasi tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Kehidupan berkelompok mahluk manusia
F.Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

G.  Contoh hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
   Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
   kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Manusia adalah jenis mahluk yang hidup dengan cara berkelompok-lompok. Dengan demikian, maka pengetahuan mengenai asas-asas hidup berkelompok yang sebenarnya dapat kita pelajari pada jenis protozoa, serangga, dan binatang berkelompok lainnya. Meski demikian masih ada suatu perbedaan asasi yang sangat mendasar antara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan kelompok manusia. Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan kelompok binatang bersifat naluri.  
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
a.       Konsep-konsep khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan
Diantara konsep-konsep yang terpenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat bersangkutan, yaitu internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), dan engkulturasi (enculturation). Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya dan bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana, hingga yang semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan secara geografis, terbaawa oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga masyarakat, yaitu proses akumulasi, dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi, yang berkaitan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention)
b.      Proses belajar kebudayaan sendiri
1.      Proses internalisasi
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi dalam kepribadian individunya, akan tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai macam isi kepribadiannya sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang berada disekitar alam dan lingkumgan sosial maupun budayanya.
2.      Proses sosialisasi
Dalam proses sosial seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam intaraksi dengan segala macam individu disekelilingnya.
Sebagai ilustrasi dari proses sosialisai, dalam pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongan pegawai tinggi dikota. Permulaan hidup si bayi, lingkungan masyarakatnya adalah ibu dan bapaknya, semenjak dia lahir hingga dia berumur kurang lebih satu minggu. Dalam kontak dengan kedua orang tuanya, ia mengalami tingkah laku mereka yang berdasarkan perhatian dan cinta. Kemudian dia juga belajar kebiasaannya yang petama, ialah makan dan tidur pada saat-saat yang tetap. Selama masa kanak-kanak ia juga berkenalan dengan para paman dan bibinya, para tetangga serta kenalan-kenalan ayah dan ibunya. Ketika seorang anak mulai sekolah, ia mulai mengenai perbedaan antara jenis kelamin perempuan dan kelamin laki-laki. Menginjak usia remaja, hasrat birahinya mulai berkembang. Untuk itu ia harus belajar menyesuaikan diri dengan segala aturan kebudayaan, adat-istiadat yang ada di masyarakat.
3.      Proses Enkulturasi
“Enkulturasi” adalah “pembudayaan” dalam bahasa inggris, yaitu “institutionalization”. Proses Enkulturasi adalah proses seoprang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
c.       Proses Evaluasi Sosial
1.      Proses Micrcosopic Dan Macroscopic Dalam Evaluasi Sosial
2.      Proses Berulang Dalam Evaluasi Sosial Budaya
3.      Proses Mengarah Dalam Evaluasi Kebudayaan
d.      Proses Difusi
1.      Penyebaran Manusia
2.      Penyebarn Unsur-Unsur Kebudayaan
e.       Akulturasi dan asimilasi
1.      Akulturasi
Terdapat lima masalah yang terkait dengan akulturasi, yaitu
1)      Mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2)      Mengenai unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima, dan sukar diterima oleh masyarakat.
3)      Mengenai unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan unsur-unsur yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
4)      Mengenai individu-individu yang suka daan ccepat menerima, dan individu-individu yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
5)      Mengenai ketegangan dan krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
2.      Asimilasi
Asimilasi (assimilation) adalah proses sossial yang timbul bila ada (a) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (b) saling bergaul langsung secaara intensif untuk waktu yang lama, sehingga (c) kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurny masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuaran.
            Sikap toleransi dan simpati terfhadap kebudayaan lain itu sering terhalang oleh berbagai faktor, fator-faktor ini juga sudah tentu juga jadi penghalangproses asimilasi pada umumnya. Faktor-faktor itu adalah: (a) kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadap,  (b) sifat takut trerhadap kekuatan dan kebudayaan lain, (c) perasaan suprioritas pada individu-individu dari suatu kebudayaan terhadap yang lain.
f.       Pembaruan atau Inovasi
1.      Inovasi dan Penemuan
Inovasi adalah suatu proses pebaruan dan penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semuanya akan menyebabkan adanya sistem produksi menghasilkan produk-produk baru. Suatu penemuan juga biasanya merupakan suatu proses yang panjang dan melalui dua tahap khusus, yaitu discoveri dan invention.
            Suatu discobri adalah suatu penemuan daari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik merupakan alat baru, suatu ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu maupun klompok orang. Discovery baru menjadi invention bila masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu.
            Proses Discovery hingga ke invention  tidak hanya memerlukan individu, yaitu penciptanya saja, tetapi suatu rangkaian yang terdiri dari beberapa orang pencipta. Penemuan mobil misalnya yang dimulai dari aktifitas dari S. Marcus yang berbangsa Amerika pada tahun 1875 mengembangkan motor gas pertama.
2.      Pendorong penemuan baru
a)      Kesadaran invidu akan kekurangan dalam kebudayaan.
b)      Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
c)      Sistem peransang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
3.      Inovasi dan evaluasi
Suatu penemuan baru selalu dilihat dari kebudayaan dimana penemuan itu terjadi. Hal ini dikarenakan penemuan baru jarang merupakan suatu perubahan mendadakdan keadaan tidak ada, menjadi ada. Dengan demikian proses inovasi (yaitu pembantuan teknologi ekonomi dan lanjutannya) itu juga merupakan proses evaluasi. Bedanya adalah bahwa dalam suatu proses individu-individu itu pasif, bahkan sring bersifat negatif.


Kesimpulan.

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu. Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang sehingga mengharuskan manusia untuk mengikuti norma-norma yang ada pada budaya tersebut. Dengan demikian, budaya patokan cara hidup manusia di tempat dia berada. Selain itu dalam kebudayaan mengajarkan tentang keimanan

DAFTAR PUSTAKA
Antropologi MA. TS hal 35.39,KBK2009,2010,AntropologiSMA2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar